aku boleh cium kakak, gak?
waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, sudah saatnya mereka untuk pulang.
“sunwoo, kita pulang ya? besok kan ada jadwal pagi?”
raut wajah sunwoo berubah, “yahh.. boleh gak sih besok bolos aja?”
“jangan dibiasain, kalo banyak yang bolong absennya nanti kamu gak lulus. katanya mau cepet lulus?”
“yaudah kalo gitu kita pulang aja, kak. lagian kakak juga pasti capek. mau gantian gak nyetirnya?”
“eh gak usah, biar aku yang nyetir. kamu istirahat aja.”
keduanya berjalan ke parkiran menuju mobil. saat di mobil, sunwoo memposisikan diri duduk menyamping ke arah kevin agar bisa saling berhadapan. sunwoo memegang tangan kevin kemudian diciumnya dengan lembut. “makasih ya udah luangin waktunya. hari ini aku bahagia banget bisa main bareng sama kakak.”
tangan kevin menangkup pipi sunwoo, perlahan diusap dengan ibu jari. “aku juga mau bilang makasih. berkat kamu aku bisa seneng-seneng, kemarin aku stress ujian terus abis ketemu kamu stressnya hilang.”
mata keduanya saling bertemu, menatap dalam seolah tidak ingin hari ini berakhir. tanpa diucapkan lewat kata-kata, mereka bisa merasakan perasaan yang dimiliki oleh masing-masing sama kuatnya, sama dalamnya.
dengan gerakan tiba-tiba, kevin memberi kecupan pada bibir sunwoo. “kak kevin?”
yang dipanggil dengan sebutan kakak hanya menundukkan kepala, terlanjur malu.
“hey!”
sunwoo menangkup pipi kevin, “kak, kalau aku ajak ngomong direspon dong.”
“hmm...i-iyaa, sunwoo. aduh, maaf banget aku gak izin dulu... aku tadi—”
sebetulnya, sunwoo pun sedari tadi menahan diri untuk tidak mencium kevin. sunwoo tidak menyangka bahwa kevin menciumnya terlebih dahulu.
“kak, tadi katanya mau aku cium banyak-banyak, ya?”
“diem kim sunwoo!” pipi kevin memerah, tatapan matanya menghindari sunwoo.
“kalo gitu aku izin mau cium kakak, boleh?”
kevin tetap diam tanpa suara, berusaha menetralisir detak jantungnya.
“aku gak bakal cium kakak kalau belum dapet izin.”
kepala kevin mengangguk, namun bukan sekedar anggukan yang sunwoo ingin. “kak aku butuh jawaban, boleh atau enggak?”
“boleh, sunwoo. kamu boleh cium aku.”
sunwoo memberi kecupan pada kening, kedua sudut mata, pipi, dan hidung kevin.
“aku sayang banget sama kakak.”
“aku juga sayang banget sama kamu.”
ibu jari sunwoo mengusap bibir kevin, kemudian sedikit memiringkan kepalanya demi mendapat akses yang mudah untuk mencium bibir merah muda milik kevin.
sunwoo mengecup sudut bibir kevin, kemudian mulai melumat bibir kevin. lumatan itu dibalas oleh kevin dengan memberikan gigitan kecil pada bibir sunwoo.
suara di dalam mobil kini didominasi oleh kegiatan pertukaran saliva di antara keduanya, sebagai wujud melampiaskan rasa rindu yang dua minggu tertahankan.
keduanya sama-sama berantakan. jok mobil kevin sudah dimundurkan dan posisi sunwoo kini berubah duduk di atas pangkuan kevin. sunwoo menekan tengkuk kevin untuk memperdalam ciuman. rambut sunwoo berantakan, serta napas kevin yang tidak beraturan pertanda bahwa keduanya larut dalam ciuman.
kegiatan mereka diinterupsi oleh suara klakson yang tidak sengaja sunwoo tekan. keduanya tertawa untuk mencairkan suasana canggung.
“kak, makasih banyak buat semuanya.”
“makasih juga buat ciumannya.”
lalu keduanya memutuskan untuk kembali duduk ke posisi semula dan melanjutkan perjalanan pulang.