jadi begini rasanya dicintai?

hari berjalan seperti biasanya, tidak ada yang berubah dari rutinitas seokmin sebagai guru sekaligus relawan yang mengajarkan bahasa isyarat bagi anak-anak dan teman tuli yang ingin belajar berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

kelas bahasa isyarat yang diadakan oleh Yayasan Peduli Teman Tuli berlangsung selama dua jam setiap hari sabtu dan minggu. biasanya tempat mereka belajar ditentukan berdasarkan voting anggota, untuk menghindari rasa suntuk belajar di ruang tertutup.

kelas ini terdiri dari 3 guru senior dan 5 guru magang, namun seokmin satu-satunya guru yang tidak ingin diberi gaji. “saya tulus mengajar disini untuk memberikan ilmu yang telah saya dapatkan”, jawaban yang seokmin berikan ketika ditanya berapa gaji yang ingin ia dapatkan. bukan seokmin menganggap bahwa guru yang menerima gaji tidak tulus, namun dia merasa bahwa mengajarkan bahasa isyarat adalah panggilan hati yang selalu ingin ia ikuti. bahkan seokmin rela meluangkan waktu rehatnya untuk mengajar.

kelas hari ini diadakan di taman yang baru saja dibangun dua hari lalu, di depan kantor administrasi Yayasan. karena memang tempat belajar selalu berubah-ubah, seokmin hanya menyarankan dan mengikuti keinginan anak-anak, selagi itu dapat membangkitkan semangat belajar ya kenapa tidak?

joshua hong, akrab disapa dengan sebutan joshua merupakan donatur tetap yang banyak berkontribusi dalam berbagai kegiatan Yayasan. sejak awal Yayasan didirikan oleh Seungwoo, joshua yang merupakan teman akrabnya itu selalu memberikan donasi.

hari ini jadwal berkunjung joshua ke Yayasan, sebetulnya tidak ada alasan ia berkunjung selain bertemu dengan kekasihnya yang ada jadwal mengajar. joshua sengaja menunggu kekasihnya selesai mengajar kemudian keduanya akan berkencan.

joshua duduk di taman sambil menyimak kelas seokmin, tentu saja joshua cukup tahu diri untuk menjaga jarak dari seokmin dan anak-anak karena takut memecah fokus kelas yang telah susah payah seokmin bangun.

joshua menyilangkan kakinya sambil tangan kanannya menopang dagu, menyimak dengan seksama pemandangan indah kekasihnya yang tengah mengajar. salah satu dari sekian banyak alasan ia selalu jatuh cinta pada seokmin ialah cara seokmin mengajar dengan senyum merekah dan tawa yang ia perlihatkan pada murid-muridnya. oh tentu saja jangan lupakan binar mata cantik milik seokmin. joshua pikir kalau ia bukan donatur melainkan muridnya seokmin, mungkin ia akan rela meluangkan waktunya setiap hari untuk belajar (yang tentunya hanya khayalannya saja, mana mungkin seokmin meluangkan waktu mengajar selama satu minggu full).

dua jam berlalu, seokmin bangkit dari duduknya dan memperagakan kalimat penutup kelas. para murid beranjak dan melambaikan tangan dengan riang sambil memperagakan “sampai jumpa minggu depan, kakak!”

seokmin berjalan menghampiri joshua, menggandeng tangan yang lebih tua dan menyenderkan kepalanya di lengan joshua.

“aku sedih”

“sedih kenapa?”

“kelasnya udahan, ga berasa...”

joshua mengusak rambut seokmin, “masih semangat ya pengen ngajar terus?”

seokmin mengerucutkan bibirnya, “hmm... aku suka sedih liat reaksi anak-anak kalo kelasnya udahan. liat mereka antusias belajar bikin aku semangat ngajar.”

“tapi sedihnya berkurang soalnya tiap abis kelas aku ketemu kamu”, lanjut seokmin.

pipi seokmin dicubit pelan, “kamu tuh bisa stop lucu gini? aku jadinya gemes sendiri.” kalimat tersebut dijawab dengan tawa kecil seokmin.

“hari ini mau kemana?”

“aku udah punya list ngedate buat hari ini. pokoknya pantang pulang sebelum kenyang main.”

joshua terkekeh, “iya siap tuan, kemanapun anda pergi akan saya temani.”

lelaki bermarga lee itu menarik joshua, “ayo meluncurrrr..”