tags: nsfw, kissing, dirty talk, mention of death, mention of suicide attempt.
kevin merasakan intimasinya dengan sunwoo dalam pelukan yang sedari tadi tidak sunwoo lepas.
lelaki yang kini berstatus sebagai kekasihnya itu dalam keadaan clingy.
tiap kevin melakukan pergerakan kecil, misalnya mengambil handphone pada nakas, sunwoo semakin mengeratkan pelukan pada pinggang ramping kevin.
malam ini, sama seperti malam biasanya, keduanya selalu menghabiskan waktu bersama. ada tenang yang kevin rasa sejak sunwoo bersamanya. ada aman yang tercipta ketika sunwoo tanpa sepatah kata menariknya dalam pelukan serta memberinya kecupan singkat pada kedua belah bibir tipis miliknya secara berulang.
yang sunwoo tahu, kevin itu manusia yang hidupnya sangat cocok dengan namanya, marga moon. sosok yang bersinar dalam gelapnya malam. yang mampu memberinya cahaya kala siang berganti malam. yang mampu menggantikan cahaya matahari dengan cahaya bulan padanya yang terkadang kehilangan arah.
presensi kevin bukan hanya anugerah baginya, ada banyak cinta serta kasih sayang dari sekitar yang dicurahkan pada kevin. itu membuatnya merasa sangat bersyukur meski sebelumnya sempat menjadi orang yang kufur.
sementara bagi seorang kevin, sunwoo itu layaknya matahari, memberi banyak berkah serta anugerah bagi dunia serta seisinya. membuat orang-orang tertawa bahagia kala bersamanya.
keduanya berhadapan, saling menatap dalam. kevin mengusap pipi sunwoo dengan lembut, seolah sunwoo adalah sebagian nyawanya.
“aku selalu jatuh cinta sama matamu.”
“memangnya kenapa?”
“tiap liat mata kamu, aku merasa teduh. cantik, mata kamu itu pesona yang gak bisa bikin orang menolak presensimu. makanya aku naksir banget sama kamu.”
“aku juga selalu jatuh cinta sama segala yang ada pada diri kamu.”
“kamu tau sunwoo, aku ini banyak kurangnya.”
“gak ada manusia yang lahir tanpa kekurangan. aku juga banyak kurangnya, tapi kamu mau menerima aku.”
“apa yang bikin kamu cinta sama segala yang ada dalam diriku?”
“aku gak bakalan nemu orang lain versi kamu. tulusnya kamu, cerianya kamu, baiknya kamu, cintanya kamu ke aku gak akan ada yang bisa bikin aku rasain itu. kalau dulu gak ada kamu yang nyegat aku lompat, mungkin gak akan ada sunwoo dengan versi yang lebih baik. gak ada sunwoo-nya kevin yang jauh lebih bahagia.”
flashback.
sekelibat ingatan mereka kembali pada dua tahun silam. dua insan dengan tujuan yang sama dipertemukan dan tanpa sadar justru saling menyelamatkan. sunwoo yang sudah hilang asa dengan pikiran kosong hendak melompat dari jembatan, ditarik dalam satu pelukan dari belakang oleh sosok lelaki hingga keduanya jatuh tersungkur ke trotoar beserta dua kaleng bir dan satu botol plastik berisi sianida.
“kamu kenapa nyelametin aku?”
“aku kira, cuma aku yang kepingin mati. jadi aku mutusin buat kesini dan menenggak satu botol sianida. taunya ada yang duluin aku.”
kevin menyodorkan satu kaleng bir untuk ditawarkan kepada sunwoo, kemudian langsung diminum dalam satu tegukan.
“wow, chill... gak usah buru-buru minumnya, aku jadi gak ada temen.”
“aku udah keringetan nahan takut buat lompat sampe rasanya haus banget. anyway, thanks buat bir dan pertolongannya.”
yang diajak bicara justru terkekeh, “jadi sekarang kamu berterimakasih sama orang yang gagalin kamu mati?”
sunwoo tersenyum miring, “tapi bukannya kamu juga harusnya berterimakasih, berkat aku sianidanya masih utuh?”
keduanya tertawa sambil berhadapan, menikmati suasana yang malam itu indah dengan banyak bintang dan terang karena cahaya rembulan.
manik mata keduanya bertemu, saling menatap dalam— takluk akan binar mata yang memberikan sensasi aneh seperti ada kupu-kupu yang terbang pada abdomen dan dada keduanya.
tangan kevin lebih dahulu mengajak berjabat tangan, “kevin, namaku kevin moon.”
dibalas oleh jabatan tangan lawan bicara, “kim sunwoo, panggil aja sunwoo.”
dan tidak disangka pertemuan itu membawa mereka lebih dekat dan menjalin hubungan hingga saat ini.
“terimakasih, berkat kamu aku bisa rasain bahagia.”
dunia itu selalu punya kejutan, ya? dua insan yang sama-sama ingin mengakhiri hidup justru saling menjadi penguat untuk bertahan hidup.
lelaki dengan marga moon itu membawa sunwoo dalam satu ciuman dalam, tidak terkesan buru-buru namun sangat lembut. lumatan serta gigitan kecil pada bibir ranum sunwoo terasa sangat manis.
sunwoo melepas pagutan bibir, mata keduanya menggelap dengan napas tersengal.
“i'm always be yours. you can do everything to me like we used to. making me full with your dick and moan your name.”
“now you can't stop me. i will make you feel so full of me and give lots mark on your body.”
“do everything you want, i'll never regret it.”
kini ciuman mereka semakin dalam dan tergesa-gesa. pagutan bibir yang membentuk benang saliva, lidah yang saling bermain itu membuat keduanya samakin larut dalam nafsu birahi. setiap sentuhan yang tercipta rasanya mampu membawa keduanya terbang ke nirwana.
malam itu, mereka habiskan dengan penuh peluh. saling mendesahkan nama ketika mencapai puncak kenikmatan.