setiap wujud emosi yang kita rasakan itu valid.
dulu sempat kehilangan emosi. aku bahkan gak bisa bereaksi apa-apa saat banyak hal terjadi dalam waktu satu minggu. mungkin bisa dibilang kayak mayat hidup kali ya. aku gak mandi, makan dan minum karena malas diomelin, gak belajar, kerjaanku cuma tidur saja. aku bahkan gak mau berinteraksi sama manusia, even with my parents. saat itu aku berdoa agar bisa merasakan emosi kembali, karena aku merasa sangat kosong. setelah dikabulkan oleh tuhan, aku justru menjadi orang yang sangat sensitif. terlalu sering marah ataupun menangis. aku menjadi sangat lelah dan kembali berdoa agar lebih baik aku tidak merasakan emosi apa-apa. sungguh manusia yang banyak mau tapi tidak pandai bersyukur.
siklus hidupku begitu hingga seiring berjalannya waktu aku mulai paham, kalau tidak selalu apa yang aku rasakan itu salah. tidak selalu marah itu salah, sedih itu dilarang, menangis itu tandanya lemah. semua emosi yang kita rasakan, beraneka ragam wujudnya. itu semua valid. kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena terlalu sering bahagia, marah atau menangis—ya, meskipun aku lebih banyak sedihnya. ketika sedih pun responnya bermacam-macam. adakalanya aku tidak bisa bangkit dari tempat tidur karena terlalu larut dalam kesedihan. aku, bersusah payah membuat diriku bangkit dan selalu ada masa dimana orang dengan mudahnya mendorongku jatuh sebelum sampai pada tangga paling atas. siklus hidup memang begitu. bukan berarti pula kita tidak termotivasi untuk mencoba memperkuat diri agar sampai ke puncak.