tentang bagaimana antusiasnya sunwoo.
sunwoo tersenyum melihat imess terakhir yang dikirim kevin.
“minggu aku free, ayo ketemu”
“minggu jam 9 aku jemput kamu ya”
akhirnya setelah dua minggu kevin sibuk dengan persiapan ujiannya, kevin menawarkan diri untuk bertemu dengan sunwoo pada hari minggu. kalau ditanya bagaimana perasaan sunwoo? terlihat jelas raut wajah sunwoo yang semula suram penuh harap, kini berubah sumringah.
sunwoo sama sekali tidak marah atau kesal mengenai alasan kenapa dua minggu terakhir mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama atau sekedar ketemu seperti biasanya. selain memang ada di jurusan yang berbeda, semester berbeda, jadwal mereka pun selalu bentrok. saat sunwoo kosong pagi, kevin ada jadwal. sunwoo kosong sore, kevin belajar buat ujian. sementara malam hari, sunwoo tidak ingin mengganggu waktu istirahat kevin. sunwoo ingin menjadi lebih perhatian dan mengerti kesibukan kevin.
padahal ini baru hari sabtu, tetapi sunwoo tidak bisa menahan euforianya. sunwoo ingin, pertemuannya dengan kevin berjalan lancar.
“aduh gue harus pake baju apa ya biar keliatan cakep?” sunwoo sedari tadi membongkar isi lemari, segala jenis baju ia keluarkan, dicoba satu-persatu sambil bergaya di depan kaca. kalau dilihat betapa kacaunya kondisi kamar sunwoo saat itu, bukankah seharusnya sunwoo tidak perlu ambil pusing tentang pakaian apa yang akan ia kenakan. tapi tetap saja ia kebingungan.
setelah semua pakaian dicoba, tersisa satu jas motif kotak kecil warna abu-abu, t-shirt putih, dan celana jeans putih hasil thriftnya dengan changmin minggu lalu. “ah oke, kayaknya gue pake ini aja.”
sekarang sudah hari minggu, sunwoo sudah siap-siap dari jam tujuh pagi. kalau ayah dan bunda ada di rumah, pasti merasa heran bagaimana seorang sunwoo sudah terlihat rapi di pagi hari. paling sunwoo menjawab, “ya namanya orang pacaran, bun. kalo ada agenda ngedate mah harus keliatan cakep. jangan sampe brandingnya jelek dimata doi.”
sunwoo duduk di tepi kasur dan melihat handphone miliknya, ternyata masih ada dua jam lagi. sambil menunggu kevin menjemput, sunwoo bermain.
selang setengah jam, terdengar suara orang mengetuk pintu. sunwoo kira tukang galon, ternyata saat pintu dibuka, terlihat kevin berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis.
“loh, kak kevin? bukannya masih ada satu setengah jam lagi?”
“aku sengaja dateng lebih cepet, mau ngajak sarapan bareng. aku masak nasi goreng juga buat kamu.” kevin menunjukkan tas kecil berisi kotak makan yang berada di tangan kanannya.
tipikal cowok idaman paket lengkap. selain tampan, pintar, baik, kevin juga bisa masak. beberapa kali kevin membawakan sunwoo masakan buatannya. berbanding terbalik dengan sunwoo yang bahkan tidak bisa menggoreng telur. sunwoo merasa bersyukur karena kevin bisa melengkapi kekurangannya.
“ini aku gak disuruh masuk?”
“ah iya, ayo kak masuk.”
sunwoo dan kevin berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makanan di meja. saat kotak makanan dibuka, semerbak aroma masakan khas yang membuat perut sunwoo berbunyi.
“kak kevin udah kayak cenayang ya tau aja aku belom makan.”
kepala sunwoo diusap lembut layaknya anak kecil, “kamu kalo gak ada bunda mah seharian juga gak bakalan makan. jangan dibiasain, nanti perutnya sakit.”
sunwoo tertawa kecil, ada benarnya. kalau bukan ayah, bunda atau kevin yang mengingatkan untuk makan, sunwoo pasti melewatkan makan hanya untuk bermain game kesukaannya.
“kak maaf banget kamu kalo ngomong begini gantengnya berkali lipat.” kevin tertawa kecil merespon sunwoo. sempat-sempatnya sunwoo menggoda kevin.
“yaudah yuk dimakan, nanti keburu dingin.”
agenda sarapan sudah selesai, kotak makan juga sudah dicuci bersih. sunwoo dan kevin duduk sebentar karena terlalu kenyang.
“kak, kita mau kemana hari ini?”
“waktu itu kamu pernah bilang pengen main ke trans studio, kan? sekarang masih kepengen gak?”
sunwoo tanpa jeda langsung menjawab, “pengen banget! udah lama gak main kesana.”
rambut sunwoo diacak pelan, “lucu banget pacar kakak. ayo sekarang kita ke trans studio, ya?”
sunwoo mengangguk antusias dan bergegas untuk pergi bersama kevin.