untukmu yang bertahan sekuat hati, izinkan aku sampaikan beberapa bait afirmasi.

jangan takut tertinggal, karena jalanmu mungkin tidak secepat yang lain.

jangan takut kalah, karena hidup bukan perihal siapa yang menang lebih dulu. hidup perihal siapa yang dapat memetik buah dalam setiap perjalanan.

jangan ragu menangis jika tangismu bagian dari salah satu upaya meredakan amarah dan kecewa.

baik aku juga kamu, duniaku pun pernah—bahkan masih hancur. saat ini sedang ku upayakan untuk bangun kembali sembari aku rengkuh diriku ketika tangisan tak kunjung mereda, seraya mengucapkan kalimat baik layaknya sebuah mantra yang dapat membuatku mengakhiri tangis dengan senyum rasa syukur.

tidak ada siapapun yang lebih pandai menghibur diri kecuali diri sendiri. aku harap kamu tetap kuat, ya? genggam tanganmu, rengkuh tubuhmu erat-erat, kita berjuang merajut hidup lebih baik.

aku sampaikan beberapa bait ini agar kamu tahu bahwa aku, kamu, serta banyak jiwa di luaran sana yang sama-sama berjuang. jangan takut sendiri, kita saling punya satu sama lain, bukan?

andaipun tidak ada yang menyayangimu, mencintaimu sepenuh jiwa, merayakan keberhasilanmu atas segala pencapaian sekecil apapun. kamu punya kamu, jangan lupa kamu berhak untuk merayakan keberhasilanmu untuk tetap hidup hingga detik ini.