tentang kevin yang kesepian dan sunwoo yang butuh uang.
warning: prostitution, explicit sex, doggy style, mirror sex, dirty talk, mentioning about death and suicide thoughts, family issues.
this is not safe for work. if you're minor please go away. wait until your age legal. read with your own risk.
suasana ibukota tidak pernah sepi penduduk, baik itu weekend maupun weekdays. setiap orang memiliki kesibukan masing-masing, juga dengan berbagai latar belakang.
ada yang sibuk bekerja demi menghidupi keluarga dari pagi buta hingga malam tiba, belajar menimba ilmu demi mencapai cita-cita, ada pula yang sibuk menghabiskan uang tanpa perlu banyak berpikir.
sebagian orang menganggap bahwa sebuah keberuntungan bisa hidup menikmati indahnya gemerlap ibukota, sebagian lainnya terpaksa bertahan dan menghalalkan berbagai cara agar bisa bertahan hidup.
hidup yang keras dengan biaya yang tidak sedikit membuat banyak orang menghalalkan berbagai cara untuk menghidupi diri.
yang orang-orang lihat adalah pemandangan menyenangkan ibukota, sementara sebagian lagi hidup dalam gelapnya malam.
“sunwoo, kamu sudah siap?” pertanyaan itu dilontarkan oleh pemilik tempat sunwoo bekerja.
“sebentar lagi, madam. saya harus merapikan dandanan saya terlebih dahulu.”
“baiklah, kalau sudah langsung saja ke vip room nomor 3.” ujar sang pemilik sembari berjalan keluar.
lelaki bertubuh mungil itu menatap figurnya pada cermin, memastikan bahwa malam ini ia tampak menarik sehingga pelanggan tertarik.
setelah dirasa cukup rapi, ia bergegas menghampiri ruangan yang diinstruksikan oleh sang pemilik.
tampak beberapa lelaki hidung belang sedang duduk bersandar di sofa sembari berbincang-bincang dengan sang pemilik.
dapat sunwoo lihat bahwa malam ini tampak berbeda, sepertinya ruangan ini di booking khusus oleh para lelaki yang terlihat akrab, mungkin mereka semua berteman?
“malam ini kamu harus tampil semenarik mungkin supaya dibayar mahal oleh mereka,” bisik madam kepada sunwoo.
lelaki itu menelan saliva dengan kasar, sembari merapalkan dalam batinnya bahwa malam ini ia akan berusaha mendapatkan banyak uang.
perlahan sunwoo naik ke atas podium, matanya mengamati para lelaki. mereka semua masih muda. namun, sunwoo tidak ingin terlalu banyak berpikir. biarkan dirinya larut dalam suara musik yang mengalun mengiringi tariannya.
tubuh mungil nan mulus, dibalut kemeja putih tipis menerawang serta dengan bawahan mini skirt mulai bergerak meliuk-liuk.
riuh tepuk tangan dan siulan lelaki hidung belang menyoraki tarian sunwoo. tatapan mata haus hasrat itu menelusuri dari ujung rambut hingga ujung kaki.
liukan tubuh sunwoo selalu mampu membuat para tamu terpukau. very seductive and addictive.
meski terbiasa dengan pekerjaan yang telah ia lakoni sejak satu tahun lalu, kalau boleh jujur sunwoo tetap saja merasa takut.
tatapan mata sunwoo menelisik tiap sudut ruangan. meski ruangan tempatnya berada minim pencahayaan, atensinya terpaku pada salah satu lelaki berkulit putih dengan mata sipit seperti kucing yang tengah duduk sambil menghisap rokok, mengepulkan gumpalan asap ke udara sekitar.
diantara semua laki-laki di ruangan ini, hanya dia yang tampak duduk tenang. tetap memperhatikan dirinya di atas podium, namun seperti ada beban berat yang ia tanggung.
ah, mengapa sunwoo harus se-pusing ini memikirkan pelanggannya? belum tentu juga lelaki itu tertarik padanya.
di ujung meja terdapat minuman alkohol yang disediakan untuk sunwoo agar dapat menari agresif tanpa rasa malu.
setelah menenggak setengah botol, ia melanjutkan tarian erotisnya.
“kevin, kita disini buat have fun. keluarin semua beban pikiran lo.” ujar sangyeon, namun tidak digubris oleh lawan bicara.
terbesit ide gila juyeon untuk mengisengi kevin juyein mengisyaratkan gerakan tangan 'sini' kepada sunwoo; sang penari, yang kemudian sang penari menghampiri betulan.
juyeon berbisik kepada sangyeon dan hyunjae, “menurut lo pada gimana kalo kita suruh penari itu buat godain kevin?”
sangyeon dan hyunjae mengatakan setuju dengan antusias, toh, memang ini rencana mereka mengajak kevin ke bar ini.
“nama kamu siapa?” ujar juyeon kepada sang penari.
“panggil aja sunwoo.”
“sunwoo saya tantang kamu buat godain temen saya sampe dia tegang. kalo berhasil, saya kasih kamu tip lebih.”
ya sunwoo mana mungkin menolak, mereka semua masih terbilang anak muda. dan juga sunwoo sejak tadi tidak bisa memalingkan atensinya dari lelaki di pojok sofa.
setelah mendapat instruksi, sunwoo berjalan melenggak-lenggok pantatnya untuk menghampiri kevin.
ia naik duduk di atas pangkuan kevin dan mengalungkan kedua tangannya pada leher kevin.
sunwoo dibawah pengaruh alkohol jadi lebih berani, pinggulnya bergoyang menggesek penis milik kevin yang mulai mengeras.
“siapa yang nyuruh kamu buat lakuin ini tanpa izin dari saya?” ucap kevin dengan nada intimidasi, nyalang matanya sarat akan emosi.
“i-itu... temen-temen kakak...” tidak disangka bahwa dirinya merasa terintimidasi oleh gaya bicara kevin.
“kata mereka kalau saya bisa nyenengin dan muasin kakak, saya bisa dapet uang lebih.”
memang kurang ajar teman-temannya itu. kevin menghadiahi mereka pelototan sambil memberi gerakan middle finger “fuck you.” yang diberi respon gelakan tawa dari teman-temannya.
“nama kamu siapa?”
“sunwoo.”
“kamu yakin bisa muasin saya?” tatapan serta kalimat meremehkan itu cukup melukai sunwoo. siapa bilang kalau dirinya tidak mampu memuaskan pelanggan? ada banyak tamu yang menggunakan jasanya beberapa kali.
“let's see. i'm gonna make you feel hard and doing sex with me tonight.”
wow, kevin tercengang. penari itu, meski tubuhnya kecil dan ramping namun nyalinya besar. ia suka memprovokasinya.
“just do with your own way. kalau kamu bisa bikin saya naik, saya bayar kamu lebih.”
“deal.”
tantangan dari kevin membuat sunwoo ingin membuktikan bahwa dirinya bisa memberi kenikmatan tiada tara.
maka dari itu, sejak kesepakatan bersama, kevin membawa sunwoo untuk masuk ke mobilnya. namun langkah sunwoo terhenti,
“kita mau lakuin disini?”
“kenapa? gak sanggup? mau nyerah aja?”
“aku pantang nyerah sebelum bawa uang.”
*“good, saya suka tekad kamu.”
keduanya memilih masuk ke spot di barisan kedua agar lebih leluasa. posisi jok dimundurkan untuk memberi ruang gerak lebih.
lelaki yang bertubuh mungil itu mulai beraksi, tangannya mulai mengelus telinga dan belakang leher kevin, kemudian daun telinganya dikecup pelan sambil memainkan lidah memberikan sensasi geli pada sosok yang menantangnya tadi. telinga kevin termasuk area sensitif.
satu persatu kancing kemeja yang kevin kenakan dibuka dari atas hingga ke bawah. sunwoo mulai bermain di daerah dada dan perut ramping kevin.
nipple kevin yang mengeras akibat rangsangan yang ia terima kini mendapat giliran untuk dimainkan. diberi kecup, hisapan dan gigitan kecil, serta dipilin di sela jari telunjuk dan jari tengah seperti gerakan menggunting.
mata kevin memejam dan lehernya menengadah, pertanda dirinya mulai menikmati segala sentuhan yang sunwoo beri.
“padahal aku belum apa-apain punya kakak, tapi kakak udah keenakan. gimana kalo aku sepong ya?”
“mulut kecil kamu mana muat nampung punya aku.”
“kakak belum tau aja kalau mulutku jago bikin keluar. mulut kecil gini sempit, pasti kakak keenakan kayak dipijit.”
sialan, mulut kecil itu tiap kali bicara kotor membuat kevin semakin naik.
“coba kasih liat ke kakak kalau adek jago sepong.”
ini titik lemah yang sunwoo punya, dia suka dipanggil adek saat berhubungan seksual. rasanya seperti ingin dipuji dan diperlakukan dengan lembut layaknya adik kecil.
sunwoo mencegat tangan kevin saat hendak menurunkan resleting celananya, “biar adek aja yang buka, kakak duduk manis biar aku yang bikin enak.”
resleting celana kevin diturunkan dengan mulut sunwoo dengan gerakan sensual, tanpa mengalihkan tatapan matanya dari kevin.
tangan kevin mengusap sudut mata sunwoo, “i love your eyes, look so pretty.”
setelah celana diturunkan dengan tangan, milik kevin yang mulai mengeras diusap dan diremas dari balik celana dalam.
“akh..” kevin tersentak karena remasannya semakin kuat.
kini sunwoo beralih duduk di pangkuan kevin, tangan sunwoo melingkar pada leher kevin. kemudian ia menggoyangkan pinggulnya demi menciptakan friksi pada bagian bawahnya.
“ahhh, kakak.”
tangan kevin masuk ke dalam kemeja putih tipis sunwoo, tangan kirinya mengelus punggung sementara yang kanan sibuk bermain pada nipple.
kemeja sunwoo dibuka paksa hingga beberapa kancingnya lepas. kevin menghisap nipple sunwoo seperti bayi kehausan.
geli dan nikmat, itu yang sunwoo rasakan saat ini. ada sensasi berbeda ketika ia bermain di mobil. karena biasanya para klien menyewa ruangan VVIP dengan fasilitas serba mewah untuk dijadikan tempat bersenggama.
celana dalam sunwoo basah akibat cairan pre-cum. “kamu sensitif banget ya, dek? kakak cuma isep nipple tapi kamu udah sebasah ini. udah gak siap ya mau kakak masukin?”
“cepet masukin punya kakak, lubang aku udah siap dipake sampe longgar.”
“sabar ya, sayang. kakak masih mau main-main. cantik, kakak suka sama badan kamu. sekarang pindah tiduran disini.”
sunwoo menurut, ia kini berbaring setengah telanjang pada jok mobil. celana dalamnya diturunkan dalam satu gerakan, kakinya mengangkang lebar seolah memamerkan miliknya yang ukurannya pas, tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil.
atensi kevin beralih pada lubang anal sunwoo yang kini berkedut. warnanya pink dan bersih. membayangkan penis miliknya memasuki anal sunwoo rasanya akan nikmat karena sempit.
kevin meraih lubrikan yang selalu ia sediakan di mobilnya dan melumuri jari-jarinya.
jari telunjuk kevin bermain disana, bergerak memutari cincin rim yang sedari tadi berkedut seolah minta diisi.
yang lebih muda terus meracau sambil memejamkan mata.
“adek suka?” yang diajak bicara hanya mengangguk.
gerakan jari kevin mendadak berhenti, raut wajah kecewa sunwoo terlihat jelas.
“kakak kenapa berenti?”
“kalau kakak ajak ngomong itu jawab, kalau kamu kayak gini lagi kakak gak bakal lanjut.”
“i-iya maaf kak. janji bakalan jawab kalau kakak tanya.”
“good. harus nurut sama kakak kalau mau dibikin enak.”
dua jari kevin masukan sekaligus pada anal sunwoo, di dalam sana jarinya bergerak seperti menggunting. dalam, rasanya mengenai titik prostat sunwoo.
“ahh iyaa disitu kak. enakh.”
kevin menambah intensitas jarinya menjadi tiga, bergerak mengobrak-abrik kewarasan sunwoo yang sisa setengah.
baru